0

#NamanyaJugaHidup

Posted by Arfi_Prasetya on 12:17 PM
Menurut elu, apa sih artinya teman ? gak usah diartiin juga udah tahu, kok.

Kalau gue sih, gampang. Teman bisa jadi keluarga, keluarga bisa jadi teman. Artinya, teman itu bisa lebih kompleks dan menurut gue itu kenapa mereka yang kita sebut teman itu punya andil sangaattt besar dalam hidup kita.

Elu punya kenalan baru, bisa jadi teman bahkan hewan peliharaan pun bisa jadi teman. Gue punya teman di jaman SD dan mereka punya cerita tersendiri kenapa gue lebih memilih masa yang paling indah bukan masa putih abu-abu tapi putih merah. Di jaman SD, satu-satunya teman yang satu kelas gak gue lupa nama-nama orangnya sampai sekarang dan setiap kali kita ketemu selalu bahas kekonyolan yang sama yang dulu pernah kita lakukan bareng-bareng dan itu gak pernah bosan kita bahas. Gue punya teman yang macam-macam jenisnya, ada yang dulu pinter, cupu banget, sekarang Subahanallah banget. Ada yang dulu pernah beringkah agak cabul sekarang rada sama aja, ada yang dulu cengeng abis sekarang malah nikah duluan. Menurut gue jaman SD adalah jaman anak-anak yang super banget dan sayang banget buat dilupakan.

Tapi, semua sudah kembali ke alur kehidupannya masing-masing. Biarpun komunikasi tetap jalan, gue sadar, ada kalanya elu punya kehidupan masing-masing. Gak bisa kita setiap hari bertemu, ngobrol apa aja atau bahkan hanya sekedar chatting. Gak bisa kita melakukan itu setiap hari, setiap bulan sampai waktu dimana kita bisa melampiaskan semuanya dalam satu pertemuan.

Gue juga punya teman-teman yang gak kalah serunya waktu jaman kuliah. Pengalaman gue buat mengenal hidup lebih dewasa juga lebih banyak dimulai di jaman ini. Gue bisa keluar malam sesuka hati (gara-gara ngekos), gue bisa begadang, gue bisa ke luar kota, gue bisa cari duit nyambi kuliah. Tapi, semakin lama gue lebih sadar, hidup di kota yang bukan kota asli elu, itu lebih berat apalagi elu udah melakukan segala macam hal yang susah buat dilupain. Main bareng, organisasi bareng, kuliah bareng, semua bakal hilang pelan-pelan dan susah dikumpulin lagi, ada yang balik perantauan, ada yang langsung kerja dan sibuk sama kerjaannya, mandang temannya yang belum lulus jadi sebelah mata juga ada.

Gak ada maksud lebay, sih. Tapi yang jelas percakapan dulu pun bakal berubah,
A : Woy bro, elu dimana?gue kekos elu ye, mau minjem tugas.
B : Wah cuk, gue lagi diluar, ngopi.
A : Elu ngopi dimana?gue samper deh.
B : Di Wedangan biasa, oke deh.
Kemudian ngobrol santai dan lupa tugasnya.

Sekarang terkemas lebih...gak tau dewasa atau apa, lah nyebutnya.
A : Woy, bro, gimana kabar ?
B : Baik bro, lu gimana?sekarang dimana?
A : Gue diperusahaan ini, elu gimana udah kelar ?
B : Belum bro, masih ngurus-ngurus.
A : Okedeh bro, cepet kelarin, good luck ya.
Kemudian hening.

Percakapan diatas hanya contoh dan mungkin hanya sebagian yang mengalami. Intinya, sih, gak ada yang tahu kalau kita secara gak sadar dituntut untuk terus dewasa dan kesempatan kita untuk berbuat konyok seperti jaman kita kecil dan remaja menjadi berkurang atau bahkan hilang. Tapi, menurut gue, teman yang bisa mengarahkan kita menuju dewasa itu teman yang baik, tapi yang lebih mengerti kita itu yang lebih baik. Dan mungkin satu pertemuan bisa menjadi akhir dari kita berbagi tawa dan habiskan waktu bersama, mungkin.

https://soundcloud.com/arfianaprasetya/untuk-kawan-lama-iseng

|
0

Copras Capres

Posted by Arfi_Prasetya on 12:10 PM
Gilaaaa.....kudet banget gue . . yang penting belum terlambat lah

Masbro,mbabro... pemilu capres udah tinggal beberapa hari lagi,,


gue sih mau menyampaikan "unek-unek" aja soal fenomena pemilu capres tahun ini

Menurut gue, fenomena pemilu capres-cawapres tahun ini udah bikin banyak orang edan. gimana gak coba,,tiap kali gue buka media sosial, berita-berita kurang lebih 95% lah isinya berita pemilu tapi lebih ke arah sindiran, isu black campaign, dan lain-lain.
Belum lagi teman-teman di media sosial yang ikut-ikutan ng-share, nge-retweet, dan mereka komentar yang ikut-ikutan soal isi beritanya,nyindir lah, macem-macem!!!

cuy, gue sih manusia normal, masih ada kurangnya dan mungkin aja gue "pernah" melakukan hal sama, tapi semakin kesini semakin...kacau.



|
0

Males

Posted by Arfi_Prasetya on 8:55 AM in
Kamarku berdebu, tak pandai merangkulmu
Hingga nanti mimpi mengundang
Dan lelah perlahan terbuang

Kamarku berdebu, sisakan penat menggebu
Hanya keluhan bersiap menagkan perang
Lalu si dunia maya datang menggoda

Batal sudah niatku berseteru dengan debu
Koneksi internet nan lelet bukan hambatan
Untuk menjauh dari gerakan jari
Menumpahkan keluhan pada si dunia maya

Kamarku berdebu, masih ada hari esok
Yang entah sanggup atau tidak
Niat kembali bersahabat
#yyeaahh...

|
2

surat kecil untuk sang induk

Posted by Arfi_Prasetya on 10:58 AM in
Hai ibu . . .
Ku tempel fotomu di dinding kamar, lho
Hingga selalu ingat bahwa kau terus berharap
Kelak anakmu ini menjadi apa yang kau inginkan
Tapi maaf bu, kalau godaan sering menerjang
Semakin dewasa umurku, semakin setan tak pernah absen merayu
Sampai aku lupa, cukup lama aku tinggalkan rumah

Hai ibu . . .
Aku tahu sabarmu tiada tara dibanding sabarku
Aku tahu celotehanmu kadang membuatku berpikir mencari ibu lain
Memang durhaka diriku . . .
Membiarkan pikiran kotor seperti itu

Hai ibu . . .
Pintaku pada dirimu, sabarlah sedikit waktu lagi
Aku hanya ingin membuatmu tersenyum bahkan terharu dengan caraku sendiri
Tanpa melibatkan ibu yang lain
Tanpa perlu menyiksa batin

Biarlah sindiranmu tentang kesuksesan saudara-saudara disana memacuku
Biarlah dirimu mengeluarkan uang untuk sedikit waktu lagi (hehe)
Karena harapanku akan menjadi andalan

Untuk mengganti segala batin, karena ku tak sanggup mengganti lahiriahmu, bu . . .

|
0

Fakta-Fakta yang Ditemukan Di Jalan

Posted by Arfi_Prasetya on 3:56 AM in
Kalau kita dengar kata jalan, pasti sebagian besar yang terlintas dalam gambaran kita itu macet, makin lama makin macet, Zzzz... macet banget!!!

Ya iyalah, secara volume kendaraan juga makin meningkat, ditambah penduduk yang ikut nambah.\
"Bumi, kan bukan bola karet yang bisa lentur kalau isinya berlebihan" , kata bocah umur ga diketahui.

Di tulisan ini gue bukan fokus ngomongin soal bumi dan seisinya, tapi tentang jalan, tempat/jalur dimana disitu kehidupan kita sangat bergantung pada JALAN #hellyeah.

Yang pertama pasti banyak yang kayak beginian :

Ini bukan gambar polisi lagi bayar ojek.
Orang yang 'melanggar hukum' pasti banyak ditemuin di jalan. Kenapa mereka ga pakai helm?tanya aja sendiri. Yang jelas makin lama banyak orang yang mungkin udah elajar ilmu kebal sama aspal. Gerah, ganggu penglihatan jalan, jaraknya deket kok, yang bagus mahal, selalu menjadi alasan para kaum pemotor untuk ga pakai helm.
Data dari Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya (Ditlantas Polda Metro) sih bilang kalau pengendara motor itu penyumbang angka kecelakaan di jalan raya. Tahun 2010 aja angkanya bisa mencapai 745 jiwa  yang tewas atau sama dengan dua orang per hari. Tahun 2008 naik jadi 800 jiwa. Yang uniknya lagi, angka-angka yang tiap tahun naik itu salah satunya dipicu cedera berat di kepala dan leher, kenapa?ya gara-gara ga pakai helm lah. (gilamotor.com, 2013).


Yang kedua ga jauh beda sama yang pertama. Tapi kalau yang ini mungkin bisa dibilang buta warna atau pakai filosofi
MERAH ITU BERANI #YEAAHH
Apalagi yang menganut filosofinya itu supir truk, bis,,,BEUH...ga liat kanak kiri deh,hantam bleh.
Yang jadi persoalan, kalau namanya lampu merah udah merah warnanya, terus kita bablas aja, jadinya ya gini :



Di gambar dibawah ini sih masih jalanan kecil, rame pula. Coba kalau jalanan sepi, jalan raya besar, udah kayak rental balapan kalik.
Ngebut sih boleh aja, asal di tempatnya. Sabar jadi kuncinya. Emang sih kalau nunggu lampu merah 100 detik (misal) tapi lampu ijonya cuma 15 detik kudu ngelus dada. Tapi demi pengguna jalan lain ga ada salahnya kan kalau kita nunggu bentar. Baru deh lu ngebut #eh


|
0

simple itu sempurna ...!!!

Posted by Arfi_Prasetya on 3:37 AM
Pernah dengar kata-kata ini ...???

Sepenggal kalimat yang ada digambar itu bisa dilakukan di berbagai hal, misal :
"bahagia itu, ya aku dan kamu eeaaa.."
"bahagia itu, kalau lu lagi ga ada uang terus lu nongkrong dipinggir jalan, ada yang ngasih makan gitu"

 Kalau menurut pengamatan gue selama ini, masalah kebahagiaan kebanyakan selalu dirasakan oleh diri kita sendiri

it's all about your self, yes, just your self

Kebahagiaan itu memang sederhana, karena kita bisa aja nemuinnya di banyak hal, yang kita suka, yang kita pingin dari dulu. Tapi coba kalimat di gambar itu dibalik jadi :

"Menjadi Sederhana itu Bahagia"
Yap, di jaman yang udah mulai serba canggih ini (soalnya masih belum merata), orang-orang udah mulai banyak maunya. Punya hape yang bisa internetan, diganti sama tipe Blackberry, android, dan banyak lagi.
Namanya juga manusia, pastinya yang namanya kepuasan itu ga ada batasnya!!
Tapi coba deh semua kelebihan yang kita punya, seimbangin dengan kesederhanaan atau paling ga ada kesederhanaan di setiap kelebihan yang lu punya.


Kesuksesan bisa lu dapat kalau lu berusaha, semaksimal mungkin. Kalau kesederhanaan bisa lu dapat dengan hal-hal yang biasa aja dan menurut gue itu ga buruk-buruk amat. Lu ke kampus/kantor naik mobil mewah tapi pakaian lu cuma kaos oblong, celana jins, sepatu murah/sendal jepit lebih terlihat waw menurut gue dibandingkan kalau lu pakai jas/sepatu pantofel mengkilap, rambut klimis, dasi. Keren sih, tapi menurut gue itu yang biasa (lu kate mau kondangan).

Kalau lu punya masa kecil main layangan di sawah, mandi bareng kerbau, jangan malu juga, toh masih banyak anak kecil yang ga ngerasain itu (apalagi sekarang).

|
0

KAYA DAN MISKIN

Posted by Arfi_Prasetya on 7:32 AM in
Kalau kamu memang sekarang ini lagi dalam kondisi “hidup”, pasti kamu udah tau mana yang dikategorikan miskin, mana yang dikategorikan kaya. Walaupun pandangan orang-orang berbeda, tapi tetap saja ‘kualitas si kaya lebih unggul dibandingkan si miskin. Gue suka heran kenapa bisa begitu, nggak tau hukum alam apa gimana. Tapi yag jelas keadaan sekarang makin lama makin bingung bin ajaib. Ada orang miskin (dalam artian hidup yang sangat..sangat kurang dari cukup) tapi mereka terkesan mencolokkan keadaannya, ada juga yang kaya (hidup dengan materi yang lebih dari cukup) tapi, ya sama, mereka ‘memaksa’ untuk memiskinkan kehidupannya dengan mencari yang lebih..lebih..dan lebih sampai-sampai lupa mana yang halal, mana yang haram. Sebenarnya, apa sih itu miskin?. Sepengalaman gue, miskin itu ya lebih sering dilihat dari segi materi, tapi lebih sering juga miskin dipandang sebelah mata, dan penggunaan kosakatanya semakin lama semakin meluas, nggak cuma dari segi harta, sih. Kayak yang gue bilang di awal, “kualitas” miskin pasti terlihat lebih rendah dibandingkan si kaya.
Tukang becak yang cuma punya kaos oblong, celana bahan, sandal jepit, mana boleh masuk seenak udel ke istana negara tanpa adanya “embel-embel” atau “ada keperluan mendesak” dan itu pun kudu ada dukungan dari masyarakat banyak (setahu gue sih gitu). Nggak mungkin juga kan dia dibolehin masuk cuma dengan alasan ingin silaturahmi sama presiden terus curhat soal kesejahteraan hidupnya sama orang-orang di sekitar tempat tinggalnya yang makin lama makin terpuruk.

|

Total Pageviews

Followers

Copyright © 2009 CLASSIC All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.