1

semacam tulisan

Posted by Arfi_Prasetya on 9:15 AM


kucing persia?kucing turkish van? atau kucing mahal lainnya?mungkin sejenak melintas di benak anda yang baca tulisan ini,mungkin, kalau bukan kucing mahal, kenapa dimasukkin tulisan. Ini memang jenis kucing biasa, atau lebih dengan nama terkenalnya "kucing kampung". Kucing ini berjenis kelamin betina/wedhok/awewe/wanita, yang jelas dia sudah tidak gadis. Istimewa?mungkin sama dengan kucing mahal lainnya, hanya saja dia lebih cerewet karena jarang sekali ada yang memberinya makan walau sedang berbadan lebih dari dua. 

Mungkin dia lebih memiliki rasa kasih sayang kepada anaknya dibandingkan dengan kebanyakan manusia pada umumnya yang lebih sering terlihat di koran-koran "menyiram anaknya dengan air panas, memukul anaknya hanya gara-gara erengek minta duit jajan, atau bahkan mencabuli anaknya sendiri". Biar saya ceritakan terlebih dahulu, dulu kucing ini beranak tiga, setelah besar, satu anaknya hilang entah kemana. 

Setelah cukup lincah untuk bermain dengan tikus, satu anaknya lagi pisah dengan ibunya hanya gara-gara ada sekelompok anak yang mudah-mudahan gedenya nanti ngga jadi preman, mencoba menjahili emak kucing ini, diambil anaknya dan si emak kucing pun akhirnya mengeong-ngeong keras berusaha mencari anaknya. Cukup ironos bukan?ngga heran kadang tingkah laku manusia melebihi hewan. Untungnya, anak yang satunya lagi bebas dari jeratan preman cilik, mengumpat dan menunggu situasi aman seakan anak kecil yang mengumpat saat rumahnya atau kehidupannya dimasuki oleh orang-orang yang berusaha menculik saudara kandungnya untuk dijadikan budak. 

Setelah beberapa hari si emak kucing tidak mendapatkan kepastian, akhirnya dia pun merasa ikhlas dan mencoba bertahan hidup bersama anaknya yang tinggal semata wayang. Mulai dari mencari tikus-tikus yang berada di dalam rumah orang-orang atau merengek-rengek agar orang lain memberinya makan dan memberinya lagi kepada anaknya,anaknya!!. Setelah sebulan tak berjumpa akhirnya anak semata wayangnya pun ikut hilang ditelan bumi. 

|
0

seringkah anda mengeluh "kenapa waktu begitu cepat berlalu?"

Posted by Arfi_Prasetya on 7:53 AM
"Kenapa waktu begitu cepat berlalu?". Ya, itu kata-kata yang sering diucapkan jika kita sedang berpisah dengan suatu hal yang kita anggap cukup mengenang di ingatan kita, entah itu kejadian, seseorang, atau bahkan bencana. Waktu memang terus berjalan dengan cepat, namun bukankah itu juga yang dilakukan orang-orang di kesehariannya?. Makanan pun sekarang banyak yang menginginkan cepat saji, bukan?. Manusia tumbuh dan berkembang, lalu ingin cepat-cepat lulus kuliah, sarjana, cepat-cepat dapat pekerjaan, cepat-cepat menikah, cepat-cepat punya anak, atau saat galau melanda,kadang ada juga yang ingin cepat-cepat mati, entah itu melalui khayalan, maupun realita. 

Di zaman yang serba instan ini juga manusia seakan dituntut untuk melakukan segala hal dengan "cepat". Teknologi pun semakin lama semakin canggih seiring dengan tingkat kepuasan masyarakat yang semakin tak terhingga. Hal ini membuat banyak orang, terutama para pemuda sebagai target utama, semakin menjauh dari kata rajin semakin mendekat dengan aroma malas. Moral, sebagai setir yang menentukan ke mana arah  nakhkodanya melaju kemanapun ia mau, harus berjuang mati-matian untuk melawan yang namanya instan ini, bukan melawan juga sih namanya, tapi sedikit cukup mengurangi. Ingin berkenalan dengan seseorang dengan cepat?pakai saja media sosial yang lagi nge-trend. Ingin segera sampai ke tujuan dengan cepat dan "mungkin" selamat? pakai saja kendaraan bermotor. Ingin cepat kaya tapi kerjaannya cuma tidur2 aja?jadi anggota DPR aja,korup deh, penjara cuma 4 tahun,nyogok bisa. Ingin cepat mati?minum baygon. Serba cepat bukan?. 

Kalau orang yang berkata "kenapa waktu begitu cepat berlalu", entah itu hanya ungkapan belaka, atau memang tulus ikhlas dalam hati, sebaiknya mashi banyak pertanyaan-pertanyaan penting yang harus ditanyakan kepada diri sendiri. Apa yang sudah saya berikan, buat apa saya marah-marah tapi saya juga kayak dia, kenapa ngga dari sekarang aja sih, kenapa daritadi saya ngga sabar, ngapain nangis sama satu cowok/cewek yag uda selingkuh, kenapa,bagaimana bisa,apa mungkin,kenapa ngga. tapi, kalau cuma ditanya-tanya sendiri doang dan ngga dijalanin, ya nihil juga. yang ada malah ngerasa diri sendiri lebih dari orang lain. Jadi, emang bumi uda berputar dari dulu, mau soal cepet atau lembat, tergantung kita yang ngejalaninnya. Jadi, masih ngeluh soal kenapa waktu yang begitu cepat berlalu?

|

Total Pageviews

Followers

Copyright © 2009 CLASSIC All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.