0
Jamban Sekarang
Posted by Arfi_Prasetya
on
10:47 AM
Kapan
kamu merasa senang?saat kamu mendapatkan apa yang kamu inginkan?atau malah
sebaliknya?. Manusia memang hidup di tengah misteri dunia. Ada yang bilang
kalau manusia itu asalnya dari monyet. Tapi kalau jaman sekarang orang-orang
malah sering memancing kemarahan orang lain dengan menyebut berbagai macam
binatang, monyet lah, anjing lah, babi lah, sekalian aja nyebut kebun binatang.
Entah apa yang terjadi dengan manusia sekarang ini. Seakan-akan garis pemisah
antara jahat dan baik itu bingung untuk memisahan keduanya, sehingga lebih
sering bercampur aduk seperti kue adonan yang apabila dimakan manis rasanya,
namun kalau sudah keluar lagi dari tubuh kita, tetap saja menjijikkan. Manusia
menjadi pintar untuk membodohi manusia lain, apakah memang separah itu?. Ane
kasih contoh, seorang pelajar yang selalu mendapatkan nilai A dikelasnya,
berada dalam situasi yang membingungkan. Dia tidak tahan dengan temannya yang
lebih bodoh atau lebih tepatnya kasihan dan memilih untuk member jawaban dari soal
yang dia kerjakan saat ujian kepada temannya sebanyak 50%. Dia memilih jalan
itu karena dia merasa daripada tidak diberi jawaban dan dia dicap sebagai teman
yang pelit dan sombong, lebih baik berbuat demikian. Tapi, bukannya dengan cara
seperti itu malah membodohi mereka?. Kalaupun mereka tidak diberi jawaban pun,
apakah mereka bisa terpancing sehingga bisa menjadi lebih pintar daripada dia?.
Cara yang lebih tepat memang mengajarkan si bodoh agar dia bisa menjadi si
pintar. Tapi kok kesannya sok menggurui dan itu juga kalau ada yang memintanya
untuk mengajar, kalau tidak?.
Ada yang lebih edan mungkin. Seorang
cewek atau cowok yang rela mengakhiri masa peminjaman hidupnya hanya gara-gara
soal cinta. Atau bahkan orang yang menulis di status jejaring sosial kalau dia
lapar, dingin atau merasakan sesuatu yang saat dia tulis tidak bisa mengakhiri
apa yang dia rasakan itu. Contoh : “Aduh lapar nih (di status facebook), atau
“kok dingin ya?” (di twitter), emangnya kalau nulis kayak gitu dingin dan
laparnya langsung ilang?nggak, kan. Lapar ya makan, dingin ya selimutan atau
nongkrong di atas kompor. Bisa dibilang, manusia sering melakukan apa yang dia
tidak inginkan. Manusia memilih apa yang seharusnya dia tidak pilih. Manusia
bisa bertahan hidup karena dia memilih. Seperti cinta dan perasaan. Seperti
hilang dengan musnah. Seperti mati dan sekarat.
Saat
dia tahu kalau hal yang dikerjakannya itu tidak berguna, apakah dia akan terus
melakukannya atau bahkan meninggalkannya. Keyakinan menjadi vital dalam hal
ini. Kalau manusia mempunyai keyakinan tinggi, pasti bisa. Lihat aja para
penemu-penemu sukses. Ada yang menciptakan lampu, padahal dia nggak lulus
sekolah, ada yang jadi musisi sukses, padahal dia dulunya ngamen di jalan.
Keyakinan dicampur aduk sama usaha itu ibarat kopi dan gula, kalau udah bersatu
jadi enak diminum.
Seberapa
lama manusia hidup, seberapa lama juga manusia memilih apa yang harus
dilakukannya agar bisa bertahan hidup. Bukan untuk saat itu juga, tapi untuk ke
depannya juga. Semakin berkembangnya jaman, semakin pula macetnya jalan,
banyaknya bangunan, penyakit yang datang, keberagaman keyakinan, berbagai
macamnya godaan, dan itu semua harus, wajib, kudu dihadapi sama manusia. Kalau ente
mau ngelamar kerja, salah satu syaratnya harus pakai CV, kalau ente mau menjadi
pribadi yang lebih baik, salah satu syaratnya ente harus lebih kenal siapa diri
ente dulu. Kalau mau berbah harus dimulai dari diri sendiri dulu, bukan. Nggak
harus ikutin fashion yang lagi nge-trend, nggak harus makan makanan yang lagi jadi
tranding topik, asal ente nyaman menjalani, memakai, memakannya, itu bakal jadi
trand sendiri buat diri ente. Ingat, gengsi dapat menyebabkan malu, sombong
diri, kantong kering, gangguan otak kanan kiri dan saling menjatuhkan. Kalau
kata The Beatles : “dont carry the world upon your shoulders.”
Saling
mendoakan yang nulis, dan yang baca juga lebih enak kokJ
Post a Comment